SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pengguna dan Pengembang Sistem
Dosen
: Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Oleh
:
RISNANDA JULIANA PUTRI
(43218110088)
REGULER
2
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
MERCU BUANA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya penulis
masih diberi kesehatan dan dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengguna dan Pengembang Sistem“.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dari dosen mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen Yananto
Mihadi Putra, S.E., M.Si, CMA., CAP., CAPF.
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk menambah refesensi mahasiswa maupun siapa saja
yang ingin memahami evaluasi tentang Pengguna
dan Pengembang Sistem.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Makalah
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah selanjutnya. Besar
harapan penulis semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 30 September 2019
Penulis
Risnanda Juliana Putri
Abstrak
Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan
melalui beberapa tahap, dimana masing – masing langkah menghasilkan suatu yang
lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sitem umumnya
dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem
rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran dari rencana
stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya
untuk periode 3 sampai 5 tahun.
Sistem informasi dikembangkan untuk mendukung keseluruhan
organisasi, eksekutif, dan area
bisnis. SIM dimaksud
untuk memenuhi kebutuhan informasi umum para manajer perusahaan. Sistem informasi eksekutif dirancang untuk digunakan oleh
manajer tingkat strategis perusahaan dan lima sistem informasi di tingkat lebih rendah dalam
figur tersebut mencakup kebutuhan
– kebutuhan informasi unik dari area – area bisnis tersebut. Struktur organisasi seperti ini disebut
sebagai organisasi maya (virtual organization).
Sesuatu struktur organisasi yang umum bagi suatu
operasi tersentralisasi diilustrasikan pada,beberapah perusahaan mulai
mendesentralisasi kebanyakan sumber daya informasinya dengan mengalokasikan
mereka ke unit – unit bisnis dan memberikan wewenang bagi unit untuk
memutuskan bagaimana sumber daya akan diaplikasikan. Banyak area menunjuk seseorang direktur
informasi divisi (divisional informational officer —DIO) untuk
mengelola sumber daya informasi di area – area tersebut.
Bab I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Sistem informasi dalam suatu pemahaman
yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis
komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan
yang serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas
organisasi formal, seperti Departemen atau Lembaga suatu Instansi Pemerintahan
yang dapat dijabarkan menjadi Direktorat Bidang bagian sampai pada
unit terkecil dibawahnya. Informasi menjelaskan mengenai organisasi
atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa
lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan
terjadidimasa yang akan datang tentang organisasi tersebut.
Sistem informasi
memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat,
dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi.
Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah
kedalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta – fakta yang mewakili
suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau
ada di dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat langsung
digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus diolah
lebih dahulu agar dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan
keputusan.
Spesialis – spesialis informasi sebuah
perusahaan terdiri atas anilis sistem, administrator basis data, webmaster,
spesialis jaringan, programmer, dan operator. Perusahaan hendaknya mengelola
pengetahuan yang diawali oleh sumber – sumber daya informasinya. Pengetahuan
ini terdapat dalam sistem, peranti lunak, database, dan pengetahuan khusus yang
dimiliki oleh pengguna komputer dan spesialis informasi.
Ketika sistem informasi yang pertama
dikembangkan oleh spesialis informasi, pengguna tidak diharapkan (atau
diizinkan) untuk melakukan hal-hal selain penyebutkan kebutuhan informasi
mereka. Ketika tuntutan pengguna untuk mendapat dukungan komputer yang lebih
besar mengalami lonjakan, para spesialis tidak mampu untuk mengikutinya.
Akibatnya, pengguna akhirnya mengembangkan sistem mereka sendiri. Suatu
fenomena yang disebut komputasi pengguna akhir. Pengguna-pengguna lainnya mampu
melakukan sendiri kebanyakan pekerjaan pengembangannya dan mengandalkan
spesialis hanya untuk jasa konsultasi. Sebuah perusahaan para penggunanya mampu
berpartisipasi dalam komputasi pengguna akhir akan menikmati keunggulan atas
perusahaan yang penggunanya tidak mampu.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka
rumusan masalah yang akan kami bahas antara lain :
- Apa yang dimaksud dengan pengembangan sistem ?
- Apa saja prinsip dari pengembangan sistem ?
- Bagaimana proses penerapan penggunaan dan pengembangan sistem ?
- Apa saja yang menjadi hambatan dan tantangan dalam penggunaan dan pengembangan sistem ?
- Bagaimana menempatkan pengguna sistem dan spesialis informasi pada perspektif ?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari makalah ini dibuat yaitu untuk
mengetahui pengertian dari penggunaan dan pengembangan sistem, prinsip dari
pengembangan sistem, proses penerapannya, hambatan dan tantangannya, serta cara
menetapkan penggunaan sistem dan spesialis informasi pada perspektif.
Literatur Teori
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu
sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem Informasi secara teknis dapat
didefinisikan sebagai sekumpilan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan
atau mendapatkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk
menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Selain
menunjang proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan, sistem
informasi juga dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan,
menggambarkan hal – hal yang rumit, dan menciptakan produk baru.
Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang
harus melalui suatu proses pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya.
(Amsa, 2008).
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun
sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
untuk memperbaiki sistem yang sudah ada. (KAMI, 2008).
Pengembangan sistem adalah metode / prosedur / konsep / aturan yang
digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan
apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode
adalah suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu, 2008).
Tantangan dalam implementasi pengembangan system
informasi adalah orang – orang yang terlibat dalam pengembangan sistem
informasi yaitu departemen operasional sebagai end-user dan IT sebagai
pengembang dan tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang
membuat definisi goal yang akan dicapai. Jika sistem yang akan di-implementasikan
adalah sistem informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat besar
karena meliputi keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak
eksternal.
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti
menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara
keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu
diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, adanya permasalahan – permasalahan yang timbul di sistem yang lama yang dapat
berupa :
1) Ketidakberesan
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Ketidakberesan ini dapat berupa :
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Ketidakberesan ini dapat berupa :
a. Kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak
amannya harta kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin.
b. Kesalahan – kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data
kurang terjamin.
c. Tidak efesiensi oprasi.
d. Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang
telah ditetapkan.
2) Pertumbuhan Organisasi
Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus
disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah
kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin
meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru. Karena adanya perubahan ini,
maka menyebabkan sistem yang lama tidak efektif lagi, sehingga sistem yang lama
sudah tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan
manajemen.
Teknologi informasi telah berkembang dengan
cepatnya. Perangkat keras komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi
telah begitu cepat berkembang. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi
informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga
dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh
manajemen. Dalam keadaan pasar bersaing, kecepatan informasi atau efisiensi
waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana – rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan – kesempatan yang ada. Penyusunan sistem yang baru dapat juga
terjadi karena adanya instruksi – instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi,
seperti misalnya peraturan pemerintah.
B. Prinsip Dari Pengembangan Sistem Informasi
1) Sistem dikembangkan adalah untuk manajemen
Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang
akan menggunakan informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem
harus dapat mendukung, kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen. Pada waktu
Anda mengembangkan sistem, maka prinsip ini harus selalu diingat.
2) Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal
yang besar
Sistem informasi yang akan Anda kembangkan
membutuhkan dana modal yang tidak sedikit, apalagi dengan digunakannya
teknologi yang mutakhir.
Sistem yang dikembangkan ini merupakan investasi
modal yang besar. Seperti halnya dengan investasi modal lainnya yang dilakukan
oleh perusahaan, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal
berikut ini :
a. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi.
b. Investasi yang terbaik harus bernilai.
3) Sistem yang dikembangkan memerlukan orang –
orang yang terdidik
Manusia merupakan faktor utama yang menentukan
berhasil tidaknya su atu sistem, baik dalam proses
pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu
orang yang terlibat dalam pengembangan maupun penggunaan sistem ini harus merupakan
orang yang terdidik tentang permasalahan – permasalahan yang ada dan terhadap
solusi – solusi yang mungkin dilakukan.
4) Tahapan kerja dan tugas – tugas yang harus
dilakukan dalam proses pengembangan sistem
Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan
beberapa tahapan kerja dan melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu team
untuk mengerjakannya. Pengalaman menunjukan bahwa tanpa adanya perencanaan dan
koordinasi yang baik, maka proses pengembangan sistem tidak akan berhasil
dengan memuaskan.
5) Proses pengembangan sistem tidak harus urut
Prinsip ini kelihatannya bertentangan dengan
prinsip nomor 4, tetapi tidaklah sedemikian. Tahapan kerja dari pengembangan
sistem di prinsip nomor 4 menunjukkan langkah – langkah yang harus dilakukan
secara bersama – sama.
6) Jangan takut membatalkan proyek
Umumnya hal ini merupakan pantangan untuk
membatalkan suatu proyek yang sedang berjalan. Keputusan untuk meneruskan suatu
proyek atau membatalkannya memang harus dievaluasi dengan cermat. Untuk kasus –
kasus yang tertentu, dimana suatu proyek terpaksa harus dihentikan atau
dibatalkan karena sudah tidak layak lagi, maka harus dilakukan dengan tegas.
Keraguan untuk terus melanjutkan proyek yang tidak layak lagi karena sudah
terserapnya dana kedalam proyek ini hanya akan memubang dana yang sia – sia.
C. Proses Penerapan Penggunaan dan Pengembangan Sistem
Secara garis besar ada
enam tahap yang biasa dijadikan sebagai batu pijakan atau model dalam
melaksanakan aktivitas pengembangan tersebut, yaitu : perencanaan, analisis,
desain, konstruksi, implementasi, dan pascaimplementasi seperti digambarkan
pada diagram di bawah ini.
Secara umum tahapan informasi sbb:
- Survei sistem / preliminary
- Analisis Sistem
- Desain Sistem
- Pembuatan Sistem
- Implementasi Sistem
- Pemeliharaan Sistem
Tantangan dalam implementasi pengembangan sistem
informasi adalah orang-orang yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi
yaitu departemen operasional sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan
tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang membuat definisi
goal yang akan dicapai. Jika system yang akan di-implementasikan adalah sistem
informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi
keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi
tersebut biasanya adalah sebagai berikut :
- Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari, dan pada tahap analisa developer juga tidak mengetahui benar-benar proses bisnis yang berlangsung atau juga karena standard dari developer yang kurang dalam membuat program sehingga program yang dihasilkan adalah program yang baik dari kacamata developer bukan dari kedua belah pihak. Karena ketidak tahuan pengguna maka masalah ini bisa diabaikan dimana pengguna juga tidak keberatan dengan program yang diberikan untuk digunakan.
- Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang ada dalam system dan bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi jika ada bagian dari proses bisnis yang belum di cover oleh system dan kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata menimbulkan masalah, dan penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru seperti melakukan tambal sulam yang berakibat pada benang kusut akan membuat suatu aplikasi yang tidak dapat di andalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk melakukan entry data.
- Dalam implementasi system terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat menjadikan implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna yang sudah disibukkan dengan kegiatan operasional akan berpura-pura menyetujui, menjalankan dan mengikutinya tetapi pada kenyataannya semuanya tidak berjalan sesuai dengan harapan. Akan membutuhkan CETL yang lama jika dijadikan sebagai resource untuk aplikasi BI.
E. Menempatkan Pengguna Sistem dan Spesialis Informasi Pada Perspektif
Unsur manusia terus menjadi salah satu bahan
paling penting dalam pengembangan dan penggunaan sistem informasi. Para pemain
utama adalah pengguna dan spesialis informasi. Kedua kelompok tersebut
membentuk tim pengembangan.
Pengembangan sistem pada awalnya dilakukan
sepenuhnya oleh spesialis informasi. Namun, lama kelamaan pengguna telah
memainkan peranan yang semakin penting. Sampai ke suatu titik ekstrem, pengguna
dapat melakukan seluruh pekerjaan pengembangan.
Tidak hanya pekerjaan pengembangan saja yang
berubah, keadaan dimana pekerjaan dilaksanakan juga ikut mengalami pekerjaan.
Organisasi tidak lagi berbentuk fisik, yang mengharuskan pekerjaan dan pekerja
berada pada suatu lokasi fisik. Jaringan komunikasi elektronik memungkinkan
perusahaan mencapai suatu organisasi maya, dimana pekerjaan dapat dilakukan di
hampir semua tempat.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu
sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem Informasi secara teknis dapat
didefinisikan sebagai sekumpilan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan
atau mendapatkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk
menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Selain
menunjang proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan, sistem
informasi juga dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan,
menggambarkan hal – hal yang rumit, dan menciptakan produk baru.
Tantangan dalam implementasi pengembangan sistem
informasi adalah orang-orang yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi
yaitu departemen operasional sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan
tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang membuat definisi
goal yang akan dicapai. Jika system yang akan di-implementasikan adalah sistem
informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi
keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal.
Unsur manusia terus menjadi salah satu bahan
paling penting dalam pengembangan dan penggunaan sistem informasi. Para pemain
utama adalah pengguna dan spesialis informasi. Kedua kelompok tersebut
membentuk tim pengembangan. Pengembangan sistem pada awalnya dilakukan
sepenuhnya oleh spesialis informasi. Namun, lama kelamaan pengguna telah
memainkan peranan yang semakin penting. Sampai ke suatu titik ekstrem, pengguna
dapat melakukan seluruh pekerjaan pengembangan.
Daftar Pustaka
- Putra, Y. M., (2018). Pengguna dan Pengembang Sistem. Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta".
- http://dahlanrais.blogspot.com/2015/05/penggunaan-dan-pengembangan-sistem.html
- http://giyuna.blogspot.com/2016/09/sim-bab-4-pengguna-dan-pengembang-sistem.html
- http://kumpulanmakalahsim.blogspot.com/2014/05/pengguna-dan-pengembang-sistem.html
- https://www.kompasiana.com/unita/54ffa59ca333110f4551128d/tantangan-implementasi-pengembangan-sistem-informasi-operasional-dan-ti-dibawah-kepemimpinan-manajemen
- http://sayuti-bakri.blogspot.com/2011/04/prinsip-prinsip-dalam-pengembangan.html