SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Implikasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfaatan
Teknologi Informasi Pada PT. Astarindo Daya Sakti
Dosen
: Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Oleh
:
RISNANDA JULIANA PUTRI
(43218110088)
REGULER
2
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
MERCU BUANA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya
penulis masih diberi kesehatan dan dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Implikasi Etis Teknologi Informasi Dalam
Pemanfaatan Teknologi Informasi Pada PT. Astarindo Daya Sakti“. Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dari dosen mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen Yananto
Mihadi Putra, S.E., M.Si, CMA., CAP., CAPF.
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk menambah refesensi mahasiswa maupun siapa saja
yang ingin memahami evaluasi tentang Implikasi
Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfaatan Teknologi Informas.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak – pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Makalah
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan penulis semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 25 November 2019
Penulis
Risnanda
Juliana Putri
Abstrak
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi
khususnya komputer, etika komputer dirasasangat penting bagi masyarakat. Etika
dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar dari pada
sebelumnya. Etika berkomputer amat penting karena masyarakat memiliki
persepsidan ketakutan tertentu dengan penggunaan komputer. Fitur – fitur
penggunaan komputer yang mengkhawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk
memprogram komputer untuk melakukan apasaja, fakta bahwa komputer dapat mengubah
kehidupan sehari – hari dan fakta bahwa apa yang dilakukan komputer bisa jadi
tidak terlihat oleh orang yang menjadi korban.
Masyarakat secara umum memberikan perhatian
terutama karena kesadaran bahwa komputerdapat mengganggu hak privasi individual,
properti dan akses. Sedangkan dalam dunia bisnis salah satu alasan utama
perhatian tersebut adalah masalah pembajakan perangkat alat lunak yang dapat mengurangi
pendapatan penjual perangkat lunak cukup signifikan. Namun subjek etika
komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan pembajakan.
Komputer adalah peralatan sosial yang penuh
daya, yang dapat membantu atau mengganggumasyarakat dengan banyak cara yang
semuanya itu tergantung pada cara penggunaannya. Perilaku kita diarahkan oleh
moral, etika, dan hukum. Undang – undang mengenai komputer telah diterapkan di
banyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti hak mendapatkan akses data,
hak akan privasi.
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi
memberikan banyak keuntungan. Salah satu manfaatnya adalah informasi dapat
segera diperoleh dan pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara
lebih akurat, tepat dan berkualitas. Namun di sisi lain perkembangan teknologi
informasi juga memiliki dampak negatif bahwa banyak pengguna komputer melanggar
etika penggunaannya. Seperti misalnya banyaknya orang yang mengakses data dan
informasi secara tidak sah dengan memanfaatkan komputer. Pada perkembanganya
beberapa faktor negatif terjadi berkaitan dengan pengguna sistem informasi oleh
manusia, mengingat dalam menggunakan komputer, pengguna berhubungan dengan
sesuatu yang tidak tampak. Oleh karena itu perlindungan terhadap akses masuk
untuk suatu komputer diperlukan serta adanya etika dalam mengakses komputer
juga sangat diperlukan.
Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat
perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Masyarakat secara umum
memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat mengganggu
hak dan privasi individu. Dalam dunia bisnis yang sangat perlu diperhatikan
adalah adanya pembajakan terhadap file – file penting perusahaan sehingga
mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Hal tersebut yang kemudian memunculkan
unsur etika sebagai faktor yang sangat penting kaitannya dengan penggunaan
sistem informasi berbasis komputer, mengingat salah satu penyebab pentingnya
etika adalah karena etika melingkupi wilayah – wilayah yang belum tercakup
wilayah hukum. Namun subyek dari etika komputer merupakan pembahasan yang lebih
mendatail daripada masalah privasi dan pembajakan. Komputer adalah peralatan
sosial yang penuh daya, yang dapat membantu atau mengganggu masyarakat dalam
banyak cara. Namun semua hal tersebut tergantung pada penggunaan dari komputer
tersebut. Berdasarkan paparan di atas berikut akan membahas mengenai implikasi
etis dari dalam memanfaatkan sistem informasi.
B. Rumusan Masalah
- Apa implikasi dari moral, etika serta hukum dalam teknologi informasi ?
- Bagaimana meletakkan moral, etika, dan hukum pada tempatnya ?
- Bagaimana proses pelaksanaan audit informasi ?
- Bagaimana menerapkan etika dalam teknologi informasi ?
Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk
mengetahui apa implikasi dari moral, etika serta hukum
dalam teknologi informasi, bagaimana meletakkan moral, etika, dan hukum
pada tempatnya, proses pelaksanaan audit informasi, dan menerapkan
etika dalam teknologi informasi.
Literatur Teori
Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi
teratur dari orang – orang, hardware, software jaringan komunikasi dan sumber
daya data yang mengumpulkan, mengubah,dan menyebarkan informasi dalam sebuah
organisasi. Sistem Informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi
dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara
maupun tulisan. Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem
yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan
menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.
Michael Gurstein, (Gurstein, 2000),
mendeskripsikanmasyarakat informasi dengan cara berikut: Masyarakat Informatika
adalah aplikasi teknologi informasi dan komunikasi untuk memungkinkan proses
masyarakat dan pencapaian tujuan masyarakat yang mencakup pembagian digital di
dalam maupun antar masyarakat. Masyarakat informatika muncul sebagai kerangka
untuk mendekati Sistem Informasi secarasistematis dari perspektif masyarakat
dan sejajar dengan Sistem Informasi Manajemen dalam pengembangan strategi dan
teknik untuk manajemen penggunaan dan aplikasi sistem informasi masyarakat.
Masyarakat informatika mengatasi hubungan antara teori akademik dan penelitian,
masalah kebijakan dan pragmatis yang timbul dari puluhan ribu “Jaringan Masyarakat”,
“Pusat Teknologi Masyarakat”, Telecentre, Pusat Komunikasi Masyarakat, dan
Telecottage yang saat ini berada secara global. Sebagai satu bidang akademik,
masyarakat informatika mengambilsumber daya dan partisipan dari serangkaian
latar belakang, termasuk Ilmu Komputer, Manajemen, Ilmu Informasi dan
Perpustakaan, Perencanaan, Sosiologi, Pendidikan, Kebijakan Sosial, dan
penelitian Pedesaan, Regional, dan Pembangunan. Sebagai suatu praktik, masyarakat
informatika merupakan kepentingan bagi mereka yang perhatian dengan Pengembangan
Masyarakat dan Ekonomi Lokal di Negara Berkembang maupun Maju dan memiliki
hubungan dekat dengan mereka yang bekerja di bidang – bidang seperti
Pembangunan Masyarakat, Pembangunan Ekonomi Masyarakat, Informatika Kesehatan
Berbasis Masyarakat, Pendidikan Dewasa dan Lanjutan.
Masyarakat informatika dapat dideskripsikan
sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk praktik masyarakat,
yang didefinisikan oleh Glen (1993) sebagai Penyampaian Layanan Masyarakat, dan
Tindakan Masyarakat. Khususnya, Praktik Masyarakat semakin dianggap fundamental
untuk masalah – masalah sosial karena masyarakat di suatu tempat menghadapi
dunia perdagangan modern yang kurang menjadi subjek negara / bangsa.
Bab II
Pembahasan
A. Moral, Etika dan Hukum
Dalam kehidupan sehari – hari, kita diarahkan
oleh banyak pengaruh. Sebagai warga Negara yang memiliki tanggug jawab sosial,
kita ingin melakukan hal yang secara moral benar, berlaku etis, dan mematuhi
hukum.
1. Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai
perilaku benar dan salah. Moral adalah institusi social dengan suatu sejarah
dan daftar peraturan. Walau berbagai masyarakat tidak megnikuti satu set moral
yang sama, terdapat keseragaman kuat yang mendasar. Misalnya, anak – anak
Jepang di ajarkan untuk mengucapkan “terima kasih”.
2. Etika
Etika adalah satu set kepercayaan, standar, atau
pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat. Etika sangat
berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Perbedaan ini di dibidang
komputer dalam bentuk perangkat
lunak bajakan – perangkat lunak yang digandakan secara
illegal lalu di gunakan atau dijual. Pada tahun 1990, diperkirakan bahwa
pembajakan perangkat lunak mengakibatkan penjual perangkat lunak AS kehilangan
pendapatan tahunan lebih dari $40 milyar. Tidak seperti moral, etika bisa jadi
amat bervariasi dari satu komunitas dengan yanglain. Keberagaman di bidang
komputer ini terlihat dalam bentuk peranti lunak bajakan (pirated software)
peranti lunak yang diduplikasi secara ilegal dan kemudian digunakan atau
dijual. Di beberapa Negara praktik ini lebih menyebar dibandingkanyang lain.
Pada tahun 2004, diperkirakan sekitar 21 persen peranti lunak yangdigunakan di
Amerika Serikat telah dibajak; angka ini melonjak menjadi 32 persen diAustralia
dan 90 persen di Cina.
3. Hukum
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang
dipaksakan oleh ototritas berdaulat, seperti pemerintah, pada rakyat atau warga
negaranya. Hingga kini sangat sedikit hukum yang mengatur penggunaan komputer.
Hal ini karena komputer merupakan penemuan baru – umurnya hanya sekitar empat
puluh tahun – dan teknologinya berubah sangat cepat selama periode tersebut.
Sistem hukum sulit mengikutinya.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan komputer
pertama menjadi berita ketika seorangprogrammer untuk sebuah bank mengubah
suatu program komputer sehingga programtersebut tidak akan menandai rekeningnya
ketika terlalu banyak uang ditarik. Ia dapatterus menulis cek meskipun tidak
ada uang di dalam rekeningnya. Tipuan ini bekerjahingga komputer tersebut
rusak, dan pemrosesan manual mengungkapkan rekeningdengan saldo yang sudah
negatih dan tidak ditandai tersebut. Programmer tersebut tidak dituntut atas
kejahatan komputer, karena pada saat itu tidak ada hukum mengenaikejahatan
tersebut. Sebaliknya, ia dituntut atas tuduhan membuat entri palsu padacatatan
bank.
B. Meletakkan Moral, Etika, dan Hukum Pada Tempatnya
Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan
oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis informasi, dan pengguna, serta
hukum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk diinterpretasikan karena
bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan mungkin
bahkan tidak disetujui oleh semua anggota masyarakat.
1. Kebutuhan akan Budaya Etika
1. Kebutuhan akan Budaya Etika
Opini yang dipegang luas di dunia bisnis adalah
bahwa bisnis merefleksikan kepribadian dari pemimpinnya. Misalnya pengaruh
seorang CEO sangat mempengaruhi kepribadia dari perusahaannya. Sehingga CEO
yang memiliki pengaruh yang amat penting pada organisasinya sehingga masyarakat
cenderung memandang perusahaan tersebut seperti CEO-nya.
Jika perusahaan di tuntut untuk berlaku etis, maka manajemen tingkat tinggi harus bersikap etis dalam segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakannya. Manajemen tingkat atas harus memimpin melalui contoh. Perilaku ini disebut budaya etika.
2. Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Jika perusahaan di tuntut untuk berlaku etis, maka manajemen tingkat tinggi harus bersikap etis dalam segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakannya. Manajemen tingkat atas harus memimpin melalui contoh. Perilaku ini disebut budaya etika.
2. Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas manajemen tingkat atas adalah untuk
meyakinkan bahwa konsep etikanya merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke
jajaran bawah sehingga menyentuh setiap karyawan. Para eksekutif dapat mencapai
implementasi ini melalui tiga tingkat yaitu :
a) Kredo Perusahaan yaitu pernyataan singkat
mengenai nilai – nilai yang ingin dijunjung perusahaan. Tujuan kredo tersebut
adalah untuk memberitahu individu – individu dan organisasi, baik dalam dan
diluar perusahaan, akan nilai – nilai yang dianut perusahaan tersebut.
b) Program etika yaitu upaya yang terdiri atas berbagai desain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan untuk menjalankan kredo perusahaan. Aktivitas yang bisa dilakukan adalah sesi orientasi yang diadakan untuk karyawan baru. Contoh lain dari program etika adalah audit etika.
c) Kode Perusahaan yang Disesuaikan banyak perusahaan yang merancang sendiri kode etiknya. Terkadang kode – kode etik ini merupakan adaptasi dari kode etik untuk industri atau profesi tertentu.
b) Program etika yaitu upaya yang terdiri atas berbagai desain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan untuk menjalankan kredo perusahaan. Aktivitas yang bisa dilakukan adalah sesi orientasi yang diadakan untuk karyawan baru. Contoh lain dari program etika adalah audit etika.
c) Kode Perusahaan yang Disesuaikan banyak perusahaan yang merancang sendiri kode etiknya. Terkadang kode – kode etik ini merupakan adaptasi dari kode etik untuk industri atau profesi tertentu.
3. Meletakkan Kredo, Prigram, dan Kode pada
Tempatnya
Kredo perusahaan memberikan dasar untuk
pelaksanaan program etika perusahaan. Kode etik tersebut menggambarkan perilaku
– perilaku tertentu yang diharapkan dilaksanakan oleh para
karyawan perusahaan dalam berinteraksi antara satu dengan lain dan
dengan elemen – elemen lingkungan perusahaan.
C. Audit Informasi
C. Audit Informasi
Saat menyusun etiks penggunssn komputer, satu
kelompok dapat memegan peranan yang amat penting. Mereka adalah parara auditor
internal. Perusahaan dengan semua ukuran mengadalkan auditor eksternal
(external auditor) dari luar organisasi untuk memverifikasi
keakuratan catatan akuntansi. Perusahan – perusahaan yang lebih besar memiliki
staf tersendiri yang berfungsi sebagai auditor internal (internal
auditor), yang melaksanakan analisis yang sama seperti
auditor eksternal namun memiliki tanggung jawab yang lebih luas.
1. Pentingnya Objektivitas
1. Pentingnya Objektivitas
Hal unik yang ditawarkan auditor adlah
objektivitas. Mereka beroperasi secara indevenden terhadap unit – unit bisnis
perusahaan dan tidak memiliki hubungan dengan individu atau kelompok lain di
dalam perusahaan. Agar auditor dapat menjaga objektivitas, mereka harus
menyatakan bahwa mereka tidak menginginkan taggung jawab operasinal sistem yang
mereka bantu kembangkan. Mereka hanya bekerja dengan kapasitas sebagai
penasihat.
2. Jenis Aktivitas Audit
2. Jenis Aktivitas Audit
Terdapat empat jenis dasar audit internal,
antara lain :
a) Audit Finansial yaitu tugasnya meverifikasi
catatan – catatan perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang dilaksanakan
auditor eksternal.
b) Audit operasional tidak dilaksanakann untuk memverifikasi keakuratan catatan, melainkan untuk memvalidasi efektivitas prosedur. Audit jenis ini merupakan jenis pekerjaan yang dilakukan o;eh analisis sistem pada tahap analisis dari masa siklus perencangan sistem. Sistem yang dipelajari hampir selalu berbentuk virtual dan bukan fisik, namun tidak selalu melibatkan komputer.
Ketika para auditor internal melakasakan audit operasional, mereka mencari tiga fitur sistem dasar yaitu kecukupan pengendalian, efesiensi, kepatuhan dengan kebijakan perusahaan.
3. Substansi Audit Internal
b) Audit operasional tidak dilaksanakann untuk memverifikasi keakuratan catatan, melainkan untuk memvalidasi efektivitas prosedur. Audit jenis ini merupakan jenis pekerjaan yang dilakukan o;eh analisis sistem pada tahap analisis dari masa siklus perencangan sistem. Sistem yang dipelajari hampir selalu berbentuk virtual dan bukan fisik, namun tidak selalu melibatkan komputer.
Ketika para auditor internal melakasakan audit operasional, mereka mencari tiga fitur sistem dasar yaitu kecukupan pengendalian, efesiensi, kepatuhan dengan kebijakan perusahaan.
3. Substansi Audit Internal
Melibatkan audit internal dalam tim perancangan
sistem merupakan suatu langkah yang baik untuk mendapatkan sistem informasi
yang terkendali dengan baik, dan sistem tersebut merupakan langkah yang baik
untuk memberikan yang mereka perlukan kepada manajemen informasi guna mencapai
dan mengelola operasional bisnis yang beretika.
D. Menerapkan Etika Dalam Teknologi Informasi
Bagaimana budaya etika dicapai dalam sebuah
perusahaan? Perusahaan tersebut tidak harus mengusahakan semua
pekerjaan sendiri. Bantuan dalam bentuk kode etik dan program eduksi etika yang
dapat memberikan fondasi untuk budaya tersebut. Program edukai dapat membantu
menyusun kredo perusahaan dan meletakkan program etika pada tempatnya. Kode
etik dapat digunakan seperti pap adanya atau disesuaikan dengan perusahaan
tersebut.
1. Kode Etik
1. Kode Etik
Association for Computing Machinery (ACM) yang
didirikan pada tahun 1947, adalah sebuah organisasi komputer professional
tertua di dunia. ACM telah menyusun Kode Etik dan Perilaku Professional
(Code of Ethics and Proffesional Practice) yang diharapkan diikuti
oleh 80.000 anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan Praktik Profesional
Rekayasa Peranti Lunak (Software Engineering Code of Ethics and Proffesional
Practice) dibuat debnan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk
mengajarkan dan mempraktikan rekayasa peranti lunak, yaitu penggunaan
prinsip-prinsip perancangan dalam pengembangan peranti lunak.
2. Kode Etika dan Praktik Profesional Rekayasa
Peranti Lunak
Kode ini mencatat pengaruh penting yang dapat
diterapkan para ahli peranti lunak pada sistem dan terdiri atas ekspektasi di
delapan hal penting : Masyarakat, Klien dan Atasan, Produk, Penilaian,
Manajemen, Profesi, Kolega,dan Diri Sendiri.
3. Pendidikan Etika Komputer
3. Pendidikan Etika Komputer
1) Mata Kuliah di Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi dan universitas telah
mengajarkan etika komputer sejak beberapa waktu lamanya. Sekolah – sekolah bisnis
biasanya menawarkan mata kuliah etika komputer atau mengintegrasikan ilmu
tersebut kedalam mata kuliah bisnis seperti pemasaran dan akuntansi.
2) Program Profesional
2) Program Profesional
Misalnya, Asosiasi Manajemen Amerika menawarkan
program khusus yang membahas masalah – masalah penting saat ini, seperti etika.
3) Program Edukasi Swasta
Legal Knowlede Company, menawarkan modul mata
kuliah berbasis web yang membahas berbagai permaslahan hukum dan etika. Mata
kuliah ini ditunujukan untuk diperunakna perusahaan yang beruahan meningkatkan
keadaran beretika karyawannya. Program profesioanal memungkinkan manajer dan
karyawan di setiap tingkatan untuk menjaga keadran beretika serta komitmen
mereka seiring dengan perubahan tuntutan social.
Kesimpulan
Bab III
Penutup
Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat mengganggu hak dan privasi individu. Dalam dunia bisnis yang sangat perlu diperhatikan adalah adanya pembajakan terhadap file – file penting perusahaan sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Dalam kehidupan sehari – hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga Negara yang memiliki tanggug jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum.
Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis informasi, dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk diinterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua anggota masyarakat.
Saat menyusun etiks penggunssn komputer, satu kelompok dapat memegan peranan yang amat penting. Mereka adalah parara auditor internal. Perusahaan dengan semua ukuran mengadalkan auditor eksternal (external auditor) dari luar organisasi untuk memverifikasi keakuratan catatan akuntansi. Perusahan – perusahaan yang lebih besar memiliki staf tersendiri yang berfungsi sebagai auditor internal (internal auditor), yang melaksanakan analisis yang sama seperti auditor eksternal namun memiliki tanggung jawab yang lebih luas.
Bagaimana budaya etika dicapai dalam sebuah perusahaan? Perusahaan tersebut tidak harus mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan dalam bentuk kode etik dan program eduksi etika yang dapat memberikan fondasi untuk budaya tersebut. Program edukai dapat membantu menyusun kredo perusahaan dan meletakkan program etika pada tempatnya. Kode etik dapat digunakan seperti pap adanya atau disesuaikan dengan perusahaan tersebut.
Daftar Pustaka
- Putra, Y. M., (2018). Implikasi Etis dari Teknologi Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: FEB-Universitas Mercu Buana.
- https://www.academia.edu/39350876/TUGAS_SISTEM_INFORMASI_MANAJEMEN_IMPLIKASI_ETIS_DARI_PEMANFAATAN_TEKNOLOGI_INFORMASI_PADA_KARYAWAN_GITA_BUSANA
- http://aniatih.blogspot.com/2013/05/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html
- https://kelompok8offi.wordpress.com/
- http://43217110334.blog.mercubuana.ac.id/2018/12/04/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar