Senin, 02 Desember 2019

Pemanfaatan Teknologi Informasi Sistem Pengambilan Keputusan Pada PT. Astarindo Daya Sakti


SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pemanfaatan Teknologi Informasi Sistem Pengambilan Keputusan Pada PT. Astarindo Daya Sakti
Dosen : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si

Oleh :
RISNANDA JULIANA PUTRI
(43218110088)


REGULER 2
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya penulis masih diberi kesehatan dan dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemanfaatan Teknologi Informasi Sistem Pengambilan Keputusan“. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dari dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si, CMA., CAP., CAPF.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah refesensi mahasiswa maupun siapa saja yang ingin memahami evaluasi tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi Sistem Pengambilan Keputusan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak – pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah selanjutnya. Besar harapan penulis semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 02 Desember 2019
Penulis


Risnanda Juliana Putri




Abstrak


       Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktifitas dengan lebih akurat, berkualitas dan cepat. Setiap organisasai dapat   memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktifitasnya secara elektronis. Para Manajer di berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan mudah untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia. Pemanfaatan   teknologi   informasi   ini   dikaitkan   dengan   pentingnya   dalam   proses pengambilan  keputusan  manajemen.  Dapat  kita  ketahui  bahwa  masih  kurangnya  organisasi baik  pada  sektor  publik  maupun  organisasi  pada  sektor  swasta  yang  menerapkan  sistem informasi  manajemen  dalam  pengambilan  keputusan,  khususnya  pada  organisasi  pemerintah daerah.
      Decision Support System atau sistem pendukung keputusan (SPK), secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi terstruktur. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah – masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.
      Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan yang dicapai melalui pengalaman (knowldege). Tetapi, dengan semakin bertumbuhnya tingkat kerumitan dari bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal itu disebabkan semakin banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh sebuah keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan yang mungkin terjadi di lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem pendukung keputusan dimana sistem tersebut dapat memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang didapatkan. 




Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
     Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia,  seperti  halnya  informasi  di  dalam sebuah  perusahaan  yang  sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan  mengontrol  sumber daya,  sehingga  dalam mengambil keputusan – keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
      Jauh sebelum adanya teknologi komputer, sistem informasi manajemen (SIM) telah digunakan oleh para pemimpin organisasi atau perusahaan dalam upaya pengambilan keputusan. Namun demikian proses pengambilan keputusan yang dilakukan saat itu sangat sederhana, segala sesuatunya masih berjalan secara manual karena semua data masih tersimpan dalam lembaran – lembaran arsip yang bermacam – macam. Dimana apabila pemimpin membutuhkan berbagai informasi pada arsip – arsip tersebut untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan maka sangatlah sulit untuk mencarinya. Penyimpanan arsip – arsip tersebut sangat tidak efektif maka untuk mencarinya pun membutuhkan waktu yang lama. Selain itu kemungkinan dari ketidakefektifan cara penyimpanan tersebut membuat beberapa arsip – arsip yang telah disimpan rusak atau tidak terawat.
     Proses pencarian saat itu dimana teknologi komputer belum ditemukan. Dengan hadirnya teknologi komputer pada zaman sekarang ini telah mengubah segalanya. Berbagai arsip dan dokumen – dokumen yang tadinya disimpan secara manual, sekarang semuanya disimpan secara digital. Semua dokumen yang disimpan secara digital merupakan penyimpanan yang efektif dan efisien. Dimana semua arsip dan dokumen – dokumen dapat tersimpan rapi dalam sistem komputer dan jika dibutuhkan dalam pencariannya lebih mudah karena hanya dengan mencari nama file, arsip yang dibutuhkan akan ditampilkan. 

B. Rumusan Masalah 
  1. Apa yang dimaksud dengan sistem pengambilan keputusan ?
  2. Apa saja jenis – jenis, tahapan, dan langkah dalam pengambilan keputusan ?
  3. Apa sarana yang digunakan untuk pengambilan keputusan ? 
  4. Apa yang dimaksud dengan sistem DSS ? 
C. Tujuan Penulisan 
Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk mengetahui apa yang dimaksud dari sistem pengambilan keputusan, jenis – jenis, tahapan, dan langkah, serta sarana dalam pengambilan keputusan, dan untuk mengetahui apa yang dimaksud dari sistem DSS.


Literatur Teori
 
      SIM adalah sistem yang memberikan informasi untuk digunakan dalam pembuatan keputusan guna menyelesaikan masalah bagi para penggunanya. Pemecahan masalah (problem solving) terdiri atas respon terhadap hal yang berjalan dengan baik, serta terhadap hal yang berjalan dengan buruk dengan cara mendefinisikan masalah (problem) sebagai kondisi atau peristiwa yang berbahaya atau dapat membahayakan perusahaan, atau yang bermanfaat atau dapat member manfaat. Dalam proses  penyelesaian masalah manajer terlihat dalam pembuatan keputusan  (decision  making),  yaitu  tindakan  memilih diantara berbagai alternatif solusi pemecahan masalah. Keputusan (decision) didefinisikan sebagai tindakan pilihan dan serin kali perlu untuk mengambil banyak keputusan dalam proses pemecahan satu masalah saja.
      Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Keputusan adalah tindakan pilihan diantara alternatif untuk mencapai suatu tujuan. Sistem pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang interaktif, membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data-data guna memecahkan masalah. Sistem pengambilan keputusan muncul pada tahun 1971, sistem ini dikenalkan oleh Michael S. Scott Morton, G. Athony Gorry dan Peter G.W. Keen dari Massachussets Institute of Technology (MIT).
     Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16).


Bab II
Pembahasan

A. Pengertian Sistem Pengambilan Keputusan
     Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
 
B. Sistem Pengambilan Keputusan
       Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif – alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain:
  1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception.
  2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan. 
  3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur  dan tak struktur. 
  4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan. 
  5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item. 
  6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen. 
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut yaitu, Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS), Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator), Peralatan Sistem Pendukung Keputusan. 
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
  1. Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real timeinternal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
  2. Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran departemen.
  3. Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang – ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif. 
Tahapan dalam sistem pendukung pengambilan keputusan Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu :
1. Fase Intelegensi  
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus – menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah. 
2. Fase Desain 
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan (menghasilkan) alternatif – alternatif, dan mengukur hasil akhir. 
3. Fase Pilihan 
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variable – variable keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
4. Fase Implementasi 
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasa – batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.

C. Sarana Yang Digunakan Untuk Pengambilan Keputusan
    Dalam teori kepemimpinan pemimpin harus melaksanakan gaya kepemimpinan demokratis. Jenis kepemimpinan ini oleh siapapun juga dianggap lebih baik dari pada gaya kepemimpinan otokratis atau kepemimpinan bebas. Dengan gaya kepemimpinan demokratis tersebut, keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama, karena mereka melaksanakan keputusan nanti turut memutuskan, ikut menyumbang pikiran. Dengan demikian mereka bertanggung jawab secara bersama – sama.
Sehubungan dengan itu, maka dalam rangka membawa serta orang lain dalam mengambil keputusan, seorang manajer dapat mengadakan :
1. Rapat (meeting) 
    Dalam organisasi kekaryaan, rapat dapat bertarap rapat pimpinan/direksi atau rapat pegawai. Rapat mana yang akan diselenggarakan tergantung pada besar kecilnya masalah yang akan dipecahkan. Sudah tentu masalah yang dibawa ke rapat pimpinan adalah masalah yang sifatnya managerial yang menyangkut kebijakan pimpinan.
Rapat apapun juga dalam suatu organisasi  kekaryaan harus ada yang memimpin dengan otoritas si pemimpin yang bervariasi sesuai dengan formal atau tidak formalnya rapat. Sejauh mana otoritasnya itu tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Yang penting ialah bahwa kalau ia menginginkan gagasan, ia harus menciptakan suasana permisif. Yaitu suasana yang memberikan keleluasaan kepada pegawai eselon rendahan untuk bicara secara bebas.
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari rapat itu, yakni : 
a) Masalah yang akan dpecahkan akan menjadi lebih jelas, karena dikupas dalam forum terbuka. 
b) Pertukaran pengetahuan dan penga;laman diantara para peserta rapat akan dapat menghasilkan pemecahan cara pemecahan masalah yang lebih mantap. 
c) Akan timbul banyak alternative, sehingga dapat dipilih salah satu yang paling kecil resikonya. 
d) Akan dapat ditanamkan rasa keterikatan diantara para pegawai, sehinga akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih besar. 
e) Akan dikembangkan jiwa demokrasi. 
2. Curah saran (brainstorming) 
    Curah saran adalah suatu cara untuk mendapatkan banyak gagasan dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat. Curah saran merupakan tata cara untuk menggalakkan kreativitas dalam suatu kelompok dengan menghilangkan atau mengurangi faktor – faktor yang merintangi pengekspresian gagasan yang baru dan kreatif.

D. Pengertian Decision Support System (DSS)
Decision Support System (DSS) dapat dikatakan sebagai sistem pendukung keputusan yang merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mendukung bisnis atau kegiatan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Nah tujuan dari DSS itu sendiri yaitu untuk melayani manajemen, operasi, tingkat perencanaan organisasi, meningkatkan efektifitas dalam pengambilan keputusan dan membantu orang membuat keputusan tentang masalah yang mungkin berubah dengan cepat dan tidak mudah untuk diselesaikan.
Menurut Haettenschwiler dalam bukunya mengemukakan bahwa DSS  dibedakan menjadi tiga jenis , yaitu : 
  1. DSS Pasif adalah sistem yang membantu proses pengambilan keputusan, tetapi tidak dapat memberi saran keputusan atau solusi yang tegas. 
  2. DSS Aktif dapat memberi memberi saran atau solusi tersebut dengan tegas dan jelas. 
  3. Cooperative DSS memungkinkan untuk proses berulang-ulang antara manusia dan sistem terhadap pencapaian solusi konsolidasi. Pembuat keputusan dapat memodifikasi, melengkapi atau memperbaiki saran keputusan yang disediakan oleh sistem untuk validasi. 
Tiga komponen dasar dari rancangan DSS adalah : 
  1. Database atau basis pengetahuan
  2. Model yang meliputi konteks keputusan dan kriteria pengguna
  3. User interface (UI) 
Tahap – tahap Decision Support System (DSS) :
  1. Intelligence : Mencari kondisi yang akan digunakan untuk memanggil/meminta sebuah keputusan.
  2. Design : Mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang memungkinkan dari solusi.
  3. Choice : Memilih tindakan diantara 2 tahap sebelumnya.
  4. Implementation : Memakai tindakan yang dipilih dalam tindakan situasi pengambilan keputusan. 
Tujuan DSS bukanlah untuk membuat proses pengambilan keputusan seefisien mungkin. Waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama menggunakan DSS adalah keputusan yang lebih baik. Ketika membuat keputusan, manajer tidak selalu mencoba yang terbaik. Sejumlah model matematika akan melakukannya untuk manajer. Namun, dalam banyak kasus manajerlah yang harus memutuskan alternative mana yang terbaik. Manajer mungkin saja menghabiskan waktu ekstra untuk memperluas solusi sehingga mencapai optimum, tetapi ketelitian yang meningkat senilai dengan waktu dan usaha yang telah dikeluarkan. Manajer menggunakan pertimbangan dalam menentukan kapan suatu keputusan akan berkontribusi pada suatu solusi masalah.
Peran DSS dalam SIM
Perintis DSS yang lain Peter G. W. Keen, bekerjasama dengan Scott Morton mendefinisikan tiga tujuan yang harus dicapai DSS. Tujuan – tujuan ini berhubungan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS – struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan. Mereka percaya bahwa DSS mempunyai manfaat :
  1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi – terstruktur.
  2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya. 
  3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya. 
Dampak Pemanfaatan DSS :
  1. Masalah – masalah semi struktur dapat dipecahkan.
  2. Problem yang kompleks dapat diselesaikan. 
  3. Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya. 
  4. Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnya lebih baik. 
  5. Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman. 
  6. Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif. 
  7. Fasilitas untuk mengambil data, dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik. 
  8. Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer. 



Bab III

Penutup

Kesimpulan
Proses pencarian saat itu dimana teknologi komputer belum ditemukan. Dengan hadirnya teknologi komputer pada zaman sekarang ini telah mengubah segalanya. Berbagai arsip dan dokumen – dokumen yang tadinya disimpan secara manual, sekarang semuanya disimpan secara digital. Semua dokumen yang disimpan secara digital merupakan penyimpanan yang efektif dan efisien. Dimana semua arsip dan dokumen – dokumen dapat tersimpan rapi dalam sistem komputer dan jika dibutuhkan dalam pencariannya lebih mudah karena hanya dengan mencari nama file, arsip yang dibutuhkan akan ditampilkan.
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. 
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif – alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut yaitu, Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS), Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator), Peralatan Sistem Pendukung Keputusan. 
Dalam teori kepemimpinan pemimpin harus melaksanakan gaya kepemimpinan demokratis. Jenis kepemimpinan ini oleh siapapun juga dianggap lebih baik dari pada gaya kepemimpinan otokratis atau kepemimpinan bebas. Dengan gaya kepemimpinan demokratis tersebut, keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama, karena mereka melaksanakan keputusan nanti turut memutuskan, ikut menyumbang pikiran. Dengan demikian mereka bertanggung jawab secara bersama – sama. 
Decision Support System (DSS) dapat dikatakan sebagai sistem pendukung keputusan yang merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mendukung bisnis atau kegiatan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Nah tujuan dari DSS itu sendiri yaitu untuk melayani manajemen, operasi, tingkat perencanaan organisasi, meningkatkan efektifitas dalam pengambilan keputusan dan membantu orang membuat keputusan tentang masalah yang mungkin berubah dengan cepat dan tidak mudah untuk diselesaikan.
Tujuan DSS bukanlah untuk membuat proses pengambilan keputusan seefisien mungkin. Waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama menggunakan DSS adalah keputusan yang lebih baik. Ketika membuat keputusan, manajer tidak selalu mencoba yang terbaik. Sejumlah model matematika akan melakukannya untuk manajer. Namun, dalam banyak kasus manajerlah yang harus memutuskan alternative mana yang terbaik. Manajer mungkin saja menghabiskan waktu ekstra untuk memperluas solusi sehingga mencapai optimum, tetapi ketelitian yang meningkat senilai dengan waktu dan usaha yang telah dikeluarkan. Manajer menggunakan pertimbangan dalam menentukan kapan suatu keputusan akan berkontribusi pada suatu solusi masalah.



Daftar Pustaka
 
  1. Putra, Y. M., (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana".
  2. http://ernaanjani.blogspot.com/2016/07/makalah-sistem-pengambilan-keputusan.html
  3. http://syukronhamdani.blogspot.com/2017/10/makalah-sistem-pengambilan-keputusan_21.html 
  4. https://www.researchgate.net/publication/333841336_TUGAS_SISTEM_INFORMASI_MANAJEMEN_IMPLEMENTASI_APLIKASI_SISTEM_PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_PADA_GITA_BUSANA 
  5. http://scdc.binus.ac.id/himsisfo/2017/03/decision-support-system-dss/ 
  6. http://sim-septialutfi-11140233-barafesti.blogspot.com/2015/11/peran-dss-dalam-sim_48.html 














Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dampak Pemanfaatan Blog dan Database

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dampak Pemanfaatan Blog dan Database Dosen : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si Oleh : RISNANDA JUL...