SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pemanfaatan Teknologi Informasi Sistem Pengambilan
Keputusan Pada PT. Astarindo Daya Sakti
Dosen
: Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Oleh
:
RISNANDA JULIANA PUTRI
(43218110088)
REGULER
2
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
MERCU BUANA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya
penulis masih diberi kesehatan dan dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemanfaatan Teknologi Informasi Sistem
Pengambilan Keputusan“. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah
satu tugas dari dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si, CMA.,
CAP., CAPF.
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk menambah refesensi mahasiswa maupun siapa saja
yang ingin memahami evaluasi tentang Pemanfaatan
Teknologi Informasi Sistem Pengambilan Keputusan.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak – pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Makalah
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan penulis semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 02 Desember 2019
Penulis
Risnanda
Juliana Putri
Abstrak
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi,
khususnya internet telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai
aktifitas dengan lebih akurat, berkualitas dan cepat. Setiap organisasai
dapat memanfaatkan internet dan jaringan
teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktifitasnya secara elektronis.
Para Manajer di berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan mudah untuk
menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan
teknologi informasi yang tersedia. Pemanfaatan
teknologi informasi ini
dikaitkan dengan pentingnya
dalam proses pengambilan keputusan
manajemen. Dapat kita
ketahui bahwa masih
kurangnya organisasi baik pada
sektor publik maupun
organisasi pada sektor
swasta yang menerapkan
sistem informasi manajemen dalam
pengambilan keputusan, khususnya
pada organisasi pemerintah daerah.
Decision Support System atau sistem pendukung
keputusan (SPK), secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu
memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan
pemgkomunikasian untuk masalah semi terstruktur. Konsep DSS merupakan sebuah
sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan
memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah – masalah yang bersifat
tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh
tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi
masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam
proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan
alternatif.
Proses pengambilan keputusan telah dianggap
sebagai hal kritis di perusahaan yang dicapai melalui pengalaman (knowldege).
Tetapi, dengan semakin bertumbuhnya tingkat kerumitan dari bisnis tersebut
telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal
itu disebabkan semakin banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin besar
pengaruh sebuah keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya
perubahan yang mungkin terjadi di lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem
pendukung keputusan dimana sistem tersebut dapat memberikan informasi mengenai
keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang didapatkan.
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang
mengalir di dalam tubuh manusia,
seperti halnya informasi
di dalam sebuah perusahaan
yang sangat penting untuk
mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa
informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang
mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami
ketidakmampuan mengontrol sumber daya,
sehingga dalam mengambil
keputusan – keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan
mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Jauh sebelum adanya teknologi komputer, sistem
informasi manajemen (SIM) telah digunakan oleh para pemimpin organisasi atau
perusahaan dalam upaya pengambilan keputusan. Namun demikian proses pengambilan
keputusan yang dilakukan saat itu sangat sederhana, segala sesuatunya masih berjalan
secara manual karena semua data masih tersimpan dalam lembaran – lembaran arsip
yang bermacam – macam. Dimana apabila pemimpin membutuhkan berbagai informasi
pada arsip – arsip tersebut untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan maka
sangatlah sulit untuk mencarinya. Penyimpanan arsip – arsip tersebut sangat
tidak efektif maka untuk mencarinya pun membutuhkan waktu yang lama. Selain itu
kemungkinan dari ketidakefektifan cara penyimpanan tersebut membuat beberapa
arsip – arsip yang telah disimpan rusak atau tidak terawat.
Proses pencarian saat itu dimana teknologi
komputer belum ditemukan. Dengan hadirnya teknologi komputer pada zaman
sekarang ini telah mengubah segalanya. Berbagai arsip dan dokumen – dokumen yang
tadinya disimpan secara manual, sekarang semuanya disimpan secara digital.
Semua dokumen yang disimpan secara digital merupakan penyimpanan yang efektif
dan efisien. Dimana semua arsip dan dokumen – dokumen dapat tersimpan rapi
dalam sistem komputer dan jika dibutuhkan dalam pencariannya lebih mudah karena
hanya dengan mencari nama file, arsip yang dibutuhkan akan ditampilkan.
B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan sistem pengambilan keputusan ?
- Apa saja jenis – jenis, tahapan, dan langkah dalam pengambilan keputusan ?
- Apa sarana yang digunakan untuk pengambilan keputusan ?
- Apa yang dimaksud dengan sistem DSS ?
Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk
mengetahui apa yang dimaksud dari sistem pengambilan keputusan, jenis – jenis,
tahapan, dan langkah, serta sarana dalam pengambilan keputusan, dan untuk
mengetahui apa yang dimaksud dari sistem DSS.
Literatur Teori
SIM adalah sistem yang memberikan informasi
untuk digunakan dalam pembuatan keputusan guna menyelesaikan masalah bagi para
penggunanya. Pemecahan masalah (problem solving) terdiri atas respon terhadap
hal yang berjalan dengan baik, serta terhadap hal yang berjalan dengan buruk
dengan cara mendefinisikan masalah (problem) sebagai kondisi atau peristiwa
yang berbahaya atau dapat membahayakan perusahaan, atau yang bermanfaat atau
dapat member manfaat. Dalam proses
penyelesaian masalah manajer terlihat dalam pembuatan keputusan (decision
making), yaitu tindakan
memilih diantara berbagai alternatif solusi pemecahan masalah. Keputusan
(decision) didefinisikan sebagai tindakan pilihan dan serin kali perlu untuk
mengambil banyak keputusan dalam proses pemecahan satu masalah saja.
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Keputusan adalah tindakan
pilihan diantara alternatif untuk mencapai suatu tujuan. Sistem pengambilan
keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang interaktif,
membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data-data guna
memecahkan masalah. Sistem pengambilan keputusan muncul pada tahun 1971, sistem
ini dikenalkan oleh Michael S. Scott Morton, G. Athony Gorry dan Peter G.W.
Keen dari Massachussets Institute of Technology (MIT).
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan
alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan
dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan
data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut Herbert A. Simon
(Kadarsah, 2002:15-16).
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Sistem Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan
alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui
proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut Herbert A.
Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan
pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan
diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan
pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan
representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses
validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti
masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap
diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar
ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan
dicapai.
4. Tahap Impelementasi ( Implementation
Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan
sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif
tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
B. Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu
sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan
melalui alternatif – alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data,
informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka
dapat ditentukan karakteristik antara lain:
- Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception.
- Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan.
- Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.
- Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
- Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.
- Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga
keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan
berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik,
lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut yaitu, Sistem
Pendukung Keputusan (Specific DSS), Pembangkit Sistem Pendukung
Keputusan (DSS Generator), Peralatan Sistem Pendukung Keputusan.
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga
jenis keputusan, yaitu :
- Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
- Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran departemen.
- Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang – ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.
1. Fase Intelegensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan
meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan, entah secara
intermiten ataupun terus – menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas
yang menekankan identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah. Tahapan
dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi
masalah, dan kepemilikan masalah.
2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan
dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi
pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak. Tahapan dalam fase
intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan
(menghasilkan) alternatif – alternatif, dan mengukur hasil akhir.
3. Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan
yang kritis. Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata
dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas
antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu
dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering
kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang
dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada.
Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu
solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah
sekumpulan nilai spesifik untuk variable – variable keputusan dalam suatu
alternatif yang telah dipilih.
4. Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang
diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau
pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi sedikit rumit karena
implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasa – batasan
yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang
direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem
komputer.
C. Sarana Yang Digunakan Untuk Pengambilan Keputusan
Dalam teori kepemimpinan pemimpin harus
melaksanakan gaya kepemimpinan demokratis. Jenis kepemimpinan ini oleh siapapun
juga dianggap lebih baik dari pada gaya kepemimpinan otokratis atau
kepemimpinan bebas. Dengan gaya kepemimpinan demokratis tersebut, keputusan
yang diambil merupakan keputusan bersama, karena mereka melaksanakan keputusan
nanti turut memutuskan, ikut menyumbang pikiran. Dengan demikian mereka
bertanggung jawab secara bersama – sama.
Sehubungan dengan itu, maka dalam rangka membawa
serta orang lain dalam mengambil keputusan, seorang manajer dapat mengadakan :
1. Rapat (meeting)
Dalam organisasi kekaryaan, rapat dapat bertarap
rapat pimpinan/direksi atau rapat pegawai. Rapat mana yang akan diselenggarakan
tergantung pada besar kecilnya masalah yang akan dipecahkan. Sudah tentu
masalah yang dibawa ke rapat pimpinan adalah masalah yang sifatnya managerial
yang menyangkut kebijakan pimpinan.
Rapat apapun juga dalam suatu organisasi
kekaryaan harus ada yang memimpin dengan otoritas si pemimpin yang bervariasi
sesuai dengan formal atau tidak formalnya rapat. Sejauh mana otoritasnya itu
tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Yang penting ialah bahwa kalau ia
menginginkan gagasan, ia harus menciptakan suasana permisif. Yaitu suasana yang
memberikan keleluasaan kepada pegawai eselon rendahan untuk bicara secara
bebas.
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
dari rapat itu, yakni :
a) Masalah yang akan dpecahkan akan menjadi lebih
jelas, karena dikupas dalam forum terbuka.
b) Pertukaran pengetahuan dan penga;laman diantara
para peserta rapat akan dapat menghasilkan pemecahan cara pemecahan masalah
yang lebih mantap.
c) Akan timbul banyak alternative, sehingga dapat
dipilih salah satu yang paling kecil resikonya.
d) Akan dapat ditanamkan rasa keterikatan diantara
para pegawai, sehinga akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih besar.
e) Akan dikembangkan jiwa demokrasi.
2. Curah saran (brainstorming)
Curah saran adalah suatu cara untuk mendapatkan
banyak gagasan dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat. Curah
saran merupakan tata cara untuk menggalakkan kreativitas dalam suatu kelompok
dengan menghilangkan atau mengurangi faktor – faktor yang merintangi
pengekspresian gagasan yang baru dan kreatif.
D. Pengertian Decision Support System
(DSS)
Decision Support System (DSS) dapat
dikatakan sebagai sistem pendukung keputusan yang merupakan bagian dari sistem
informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mendukung bisnis atau kegiatan
pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Nah tujuan
dari DSS itu sendiri
yaitu untuk melayani manajemen, operasi, tingkat perencanaan organisasi,
meningkatkan efektifitas dalam pengambilan keputusan dan membantu orang membuat
keputusan tentang masalah yang mungkin berubah dengan cepat dan tidak mudah
untuk diselesaikan.
Menurut Haettenschwiler dalam bukunya
mengemukakan bahwa DSS dibedakan
menjadi tiga jenis , yaitu :
- DSS Pasif adalah sistem yang membantu proses pengambilan keputusan, tetapi tidak dapat memberi saran keputusan atau solusi yang tegas.
- DSS Aktif dapat memberi memberi saran atau solusi tersebut dengan tegas dan jelas.
- Cooperative DSS memungkinkan untuk proses berulang-ulang antara manusia dan sistem terhadap pencapaian solusi konsolidasi. Pembuat keputusan dapat memodifikasi, melengkapi atau memperbaiki saran keputusan yang disediakan oleh sistem untuk validasi.
- Database atau basis pengetahuan
- Model yang meliputi konteks keputusan dan kriteria pengguna
- User interface (UI)
- Intelligence : Mencari kondisi yang akan digunakan untuk memanggil/meminta sebuah keputusan.
- Design : Mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang memungkinkan dari solusi.
- Choice : Memilih tindakan diantara 2 tahap sebelumnya.
- Implementation : Memakai tindakan yang dipilih dalam tindakan situasi pengambilan keputusan.
Tujuan DSS bukanlah untuk membuat proses pengambilan
keputusan seefisien mungkin. Waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi
manfaat utama menggunakan DSS adalah keputusan yang lebih baik. Ketika membuat keputusan,
manajer tidak selalu mencoba yang terbaik. Sejumlah model matematika akan melakukannya
untuk manajer. Namun, dalam banyak kasus manajerlah yang harus memutuskan
alternative mana yang terbaik. Manajer mungkin saja menghabiskan waktu ekstra untuk
memperluas solusi sehingga mencapai optimum, tetapi ketelitian yang meningkat senilai
dengan waktu dan usaha yang telah dikeluarkan. Manajer menggunakan pertimbangan
dalam menentukan kapan suatu keputusan akan berkontribusi pada suatu solusi masalah.
Peran DSS dalam SIM
Perintis DSS yang lain Peter G. W. Keen,
bekerjasama dengan Scott Morton mendefinisikan tiga tujuan yang harus dicapai
DSS. Tujuan – tujuan ini berhubungan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS
– struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan. Mereka
percaya bahwa DSS mempunyai manfaat :
- Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi – terstruktur.
- Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.
- Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.
Dampak Pemanfaatan DSS :
- Masalah – masalah semi struktur dapat dipecahkan.
- Problem yang kompleks dapat diselesaikan.
- Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya.
- Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnya lebih baik.
- Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman.
- Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif.
- Fasilitas untuk mengambil data, dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik.
- Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Proses pencarian saat itu dimana teknologi
komputer belum ditemukan. Dengan hadirnya teknologi komputer pada zaman sekarang
ini telah mengubah segalanya. Berbagai arsip dan dokumen – dokumen yang tadinya
disimpan secara manual, sekarang semuanya disimpan secara digital. Semua
dokumen yang disimpan secara digital merupakan penyimpanan yang efektif dan
efisien. Dimana semua arsip dan dokumen – dokumen dapat tersimpan rapi dalam
sistem komputer dan jika dibutuhkan dalam pencariannya lebih mudah karena hanya
dengan mencari nama file, arsip yang dibutuhkan akan ditampilkan.
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan
alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui
proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu
sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan
melalui alternatif – alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data,
informasi dan rancangan model. Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga
keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan
berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik,
lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut yaitu, Sistem
Pendukung Keputusan (Specific DSS), Pembangkit Sistem Pendukung
Keputusan (DSS Generator), Peralatan Sistem Pendukung Keputusan.
Dalam teori kepemimpinan pemimpin harus
melaksanakan gaya kepemimpinan demokratis. Jenis kepemimpinan ini oleh siapapun
juga dianggap lebih baik dari pada gaya kepemimpinan otokratis atau
kepemimpinan bebas. Dengan gaya kepemimpinan demokratis tersebut, keputusan
yang diambil merupakan keputusan bersama, karena mereka melaksanakan keputusan
nanti turut memutuskan, ikut menyumbang pikiran. Dengan demikian mereka
bertanggung jawab secara bersama – sama.
Decision Support System (DSS) dapat
dikatakan sebagai sistem pendukung keputusan yang merupakan bagian dari sistem
informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mendukung bisnis atau kegiatan
pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Nah tujuan
dari DSS itu sendiri
yaitu untuk melayani manajemen, operasi, tingkat perencanaan organisasi,
meningkatkan efektifitas dalam pengambilan keputusan dan membantu orang membuat
keputusan tentang masalah yang mungkin berubah dengan cepat dan tidak mudah
untuk diselesaikan.
Tujuan DSS bukanlah untuk membuat proses pengambilan
keputusan seefisien mungkin. Waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi
manfaat utama menggunakan DSS adalah keputusan yang lebih baik. Ketika membuat keputusan,
manajer tidak selalu mencoba yang terbaik. Sejumlah model matematika akan melakukannya
untuk manajer. Namun, dalam banyak kasus manajerlah yang harus memutuskan
alternative mana yang terbaik. Manajer mungkin saja menghabiskan waktu ekstra untuk
memperluas solusi sehingga mencapai optimum, tetapi ketelitian yang meningkat senilai
dengan waktu dan usaha yang telah dikeluarkan. Manajer menggunakan pertimbangan
dalam menentukan kapan suatu keputusan akan berkontribusi pada suatu solusi masalah.
Daftar Pustaka
- Putra, Y. M., (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana".
- http://ernaanjani.blogspot.com/2016/07/makalah-sistem-pengambilan-keputusan.html
- http://syukronhamdani.blogspot.com/2017/10/makalah-sistem-pengambilan-keputusan_21.html
- https://www.researchgate.net/publication/333841336_TUGAS_SISTEM_INFORMASI_MANAJEMEN_IMPLEMENTASI_APLIKASI_SISTEM_PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_PADA_GITA_BUSANA
- http://scdc.binus.ac.id/himsisfo/2017/03/decision-support-system-dss/
- http://sim-septialutfi-11140233-barafesti.blogspot.com/2015/11/peran-dss-dalam-sim_48.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar